Monumen Tugu Malang , Saksi Bisu Kemerdekaan RI.

Malang || Inspirasi Cakrawala.com_. Monumen Tugu Malang merupakan landmark ikonik yang tak pernah sepi pengunjung. Letaknya yang berada tepat di tengah Alun-Alun Tugu Malang menjadikannya titik kumpul favorit warga lokal hingga turis mancanegara. Dikelilingi kolam teratai dan taman hijau yang asri, suasana di sekitarnya begitu sejuk dan nyaman untuk bersantai.

Namun siapa sangka, di balik keindahannya, Monumen Tugu Malang menyimpan sejarah yang sangat sakral. Bukan hanya sekadar ikon kota, monumen ini adalah simbol perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia, khususnya dari semangat juang arek-arek Malang di masa penjajahan.

Awalnya, kawasan Alun-Alun Tugu dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1920. Saat itu, bentuknya masih sederhana, hanya berupa taman melingkar tanpa pagar dan tanpa monumen. Tujuannya pun bukan sekadar taman biasa, tapi untuk menghormati tokoh kolonial, Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen.

Setelah Indonesia merdeka, masyarakat Malang menolak terus hidup dalam bayang-bayang kolonial. Tepat pada tahun 1946, setahun setelah proklamasi, pembangunan monumen di tengah taman pun dimulai. Gubernur Doel Arnowo meletakkan batu pertama dan disaksikan langsung oleh Wali Kota Malang saat itu, M. Sardjono. Tak main-main, monumen ini bahkan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Monumen Tugu Malang bukan sekadar hiasan kota, tapi benar-benar sarat makna. Bentuknya menyerupai bambu runcing, senjata khas rakyat Indonesia saat melawan penjajah. Di sekelilingnya, rantai melambangkan semangat persatuan dan perlawanan arek-arek Malang yang tak bisa dipatahkan.

Monumen ini juga penuh simbol kemerdekaan. Ada bintang dengan 17 fondasi, delapan tingkat, dan tangga berbentuk 4 serta 5 sudut. Kombinasi angka tersebut melambangkan tanggal penting dalam sejarah bangsa: 17 Agustus 1945.

Kolam yang mengelilinginya dipenuhi bunga teratai merah putih yang menjadi simbol keberanian dan kesucian, seperti warna Sang Saka Merah Putih. Tak heran kalau monumen ini disebut sebagai saksi bisu kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Malang.

(Agus).

Previous Post Next Post